PENILAIAN SUMATIF AKHIR TAHUN (PSAT)

Penilaian sumatif akhir tahun di SMK yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka akan segera dilaksanakan dalam beberapa minggu kedepan. Masih banyak miskonsepsi yang dialami guru jika penilaian tersebut dikaitkan dengan Vokasi. Misalnya masih banyak sekolah yang PSAT seolah formalitas dimana bentuk soal Pilihan Ganda masih mendominasi, padahal jika kita cermati lebih dalam: pertama Kurikulum Merdeka sudah tidak merekomendasikan lagi, kedua soal Pilihan ganda tidak bisa memberikan pengalaman mendalam bagi peserta didik, ketiga Soal Pilihan Ganda  tidak bisa memberikan soal yang HOTS lebih banyak di MOTS dan LOTS. Keempat, saaat ini tidak lagi guru mengejar ngejar isi kurikulum yang banyak sekali tetapi lebih kepada secara fokus apa pengetahuan mendalam dan keterampilan sampai taraf ahli bagi peserta didik. Oleh Karena itu baik kita bedah  lagi konsep dasar asesmen secara menyeluruh. melalui Peta Konsep diharapkan kita menjadi sadar sepednuhnya untuk mengubah kebiasaan lama.

Setelah Bpk/Ibu menelaah secara mendalam  dan mendiskusikan dengan rekan sejawat, silahkan buat bagi yang belum,  dan silahkan ISI dengan lengkap bagi yang sudah melaksanakan PSAT 2024/2025. Buat Salinan dari  kemudian hasilnya simpan di .  Buat soal dengan menggunakan AI (ChatGPT, Gemini, Deepseek, Copilot, dll) contoh prompt nya  Jangan lupa buat salinan terlebih dahulu.

PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK SISWA SMK

Netizen betapa pesimis dengan masa depan bangsa ini, karena karakter pemimpin, karakter guru, karakter polisi, karakter Dunia Kerja dan semua elemen lainya. Semua menuding kepada satu kata yaitu "Karakter". Guru ketika metodologi mengajar tidak sesuai zaman maka dengan enteng menyebut yang penting karakter, Dunia Kerja ketika sosialisasi rekruitmen dalam Job Fair mengungkapkan dengan latah yang penting Karakter. Namun demikian semua tidak mampu mengungkapkan bagaimana membentuk karakter bangsa di era digital saat ini. Tidak mampu mengkungkapkan metodologi, pemaknaan ataupun penyadaran bagi peserta didiknya. Gubernur KDM melalui Program Gerakan Gapura Pancawaluya hadir mengedukasi masyarakat khususnya siswa untuk membentuk karakter khas Jawa Barat. Tinggal sekorang bagaimana Satuan Pendidikan menterjemahkan dalam bentuk kegiatan di sekolah. Sebelum secara spesifik menggunakan teori Barat mari kita gunakan warisan leluhur untuk membangun karakter dasar siswa siswi melalui implementasi Gapura Pancawaluya.
Berikut Video konsep Gapura Pancawaluya, silahkan dicermati dan dibuat implementasinya di Satuan Pendidikan masing masing.

Setelah selesai ditelaah dan dikaji mari kita buat rencana Implementasinya, di form berikut ini (Silahkan Klik):

Sementara pembentukan karakter kerja menjadi dua hal yang berbeda secara spesifik. Oleh karena itu pembentukan karakter kerja idealnya dibicarakan dengan Dunia Kerja sehingga sekolah mudah membuat duplikasi, namun secara umum karakter dunia kerja melingkupi hal dibawah ini. Setelah semua dibaca dengan saksama dengan bantuan AI silahkan disusun rencana implementasi di tiap Program Keahlian bekerja sama antara kaprog dengan Wakasek Kesiswaan dan Humas Hubdin. Simpan Desain Rancangan pada :

A. Karakter Moral

1. Kejujuran

INDUKSI GURU PENDAMPING


Pengawas Sekolah SMA, SMK dan SLB  sebanyak 119 sudah resmi diangkat oleh tDinas Pendidikan Prov Jawa Barat dan dilanjutkan dengan melaksanakan Program Induksi Guru Pendamping, diharapkan bisa mendongkrak mutu Pendidikan untuk menjadi Istimewa di Indonesia. Pendampingan dilaksanakan selama 10 Bulan yang karena berbagai hal perubahan akhirnya menjadi 9 bulan, dengan metode 10%,  Pembelajaran Formal 20% Diskusi dan Refleksi dan 70% On Job Learning. 

PEMBELAJARAN SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) UNTUK GURU SMK

Pendahuluan

Pembelajaran berbasis SETS (Science, Environment, Technology, and Society) merupakan pendekatan yang sangat relevan dalam konteks pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendekatan ini mengintegrasikan ilmu pengetahuan, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, sehingga siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami aplikasi praktis dari pengetahuan yang mereka peroleh. Menurut Yulistiana (2015), "Pembelajaran SETS dapat membantu siswa memahami bahwa teknologi mempengaruhi laju pertumbuhan sains serta dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat." Selain itu, Hwang dan Chang (2011) menekankan bahwa "Pembelajaran yang berbasis pada konteks lingkungan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan." Hal ini sangat penting bagi siswa SMK yang akan terjun ke dunia kerja, di mana mereka harus mampu mengaitkan pengetahuan sains dengan isu-isu sosial dan lingkungan.

Manfaat Pembelajaran SETS dalam Konteks SMK

Meningkatkan Kesadaran Lingkungan

Salah satu manfaat utama dari pembelajaran SETS adalah meningkatkan kesadaran siswa terhadap isu-isu lingkungan. Sardiman (2005) menyatakan bahwa "Pembelajaran yang mengaitkan sains dengan isu lingkungan dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap masalah-masalah yang ada di sekitar mereka." Dengan memahami dampak teknologi terhadap lingkungan, siswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang lebih bertanggung jawab. Selain itu, menurut Hwang dan Chang (2011), "Pembelajaran berbasis konteks lingkungan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan." Dengan demikian, pembelajaran SETS tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk sikap positif terhadap lingkungan.

PEMBELAJARAN DENGAN DESIGN THINKING

Pendahuluan

Di era pendidikan yang terus berkembang, pendekatan inovatif sangat diperlukan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan abad 21. Salah satu pendekatan yang semakin populer adalah Design Thinking. Konsep ini tidak hanya mengedepankan kreativitas, tetapi juga kolaborasi dan kemampuan pemecahan masalah. Untuk guru-guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), penerapan Design Thinking dalam pembelajaran dapat memberikan dampak signifikan terhadap keterampilan dan kesiapan siswa dalam dunia kerja.

Konsep Dasar Design Thinking

Design Thinking adalah sebuah proses kognitif yang digunakan untuk merancang solusi terhadap berbagai masalah kompleks. Pendekatan ini melibatkan lima langkah utama: Empathize (Empati), Define (Definisi), Ideate (Ideasi), Prototype (Prototipe), dan Test (Uji).