Pengawas Sekolah SMA, SMK dan SLB sebanyak 119 sudah resmi diangkat oleh tDinas Pendidikan Prov Jawa Barat dan dilanjutkan dengan melaksanakan Program Induksi Guru Pendamping, diharapkan bisa mendongkrak mutu Pendidikan untuk menjadi Istimewa di Indonesia. Pendampingan dilaksanakan selama 10 Bulan yang karena berbagai hal perubahan akhirnya menjadi 9 bulan, dengan metode 10%, Pembelajaran Formal 20% Diskusi dan Refleksi dan 70% On Job Learning.
- HAL UTAMA
- KOSONG
- KOSONG
- KOSONG
- KOSONG
- DAFTAR ISI
- BIODATA
- EVALUASI
- DIKLAT PKS
- LITERASI DIGITAL
- TEKNIK ANALISIS MANAJEMEN
- PENGEMBANGAN RKS
- PENGELOLAAN KEUANGAN
- PENGELOLAAN KURIKULUM
- PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA
- PENGELOLAAN PESERTA DIDIK
- SUPERVISI DAN PK GURU
- SUPERVISI DAN PK TENDIK
- RENBCANA PKB
- KEPEMIMPINAN PERUBAHAN
- PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
- PENGEMBANGAN SEKOLAH BERDASAR 8 STD
- Level 2.3.4
PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK SISWA SMK
Netizen betapa pesimis dengan masa depan bangsa ini, karena karakter pemimpin, karakter guru, karakter polisi, karakter Dunia Kerja dan semua elemen lainya. Semua menuding kepada satu kata yaitu "Karakter". Guru ketika metodologi mengajar tidak sesuai zaman maka dengan enteng menyebut yang penting karakter, Dunia Kerja ketika sosialisasi rekruitmen dalam Job Fair mengungkapkan dengan latah yang penting Karakter. Namun demikian semua tidak mampu mengungkapkan bagaimana membentuk karakter bangsa di era digital saat ini. Tidak mampu mengkungkapkan metodologi, pemaknaan ataupun penyadaran bagi peserta didiknya. Mudah mudahan tulisan ini dapat menginspirasi semua untuk bangkit menggerakan mengarahkan berbagai elemen untuk saling asih saling asuh saling sharing mengenai pembentukan karakter bangsa.
A. Karakter Moral
1. Kejujuran
PEMBELAJARAN SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) UNTUK GURU SMK
Pendahuluan
Pembelajaran berbasis SETS
(Science, Environment, Technology, and Society) merupakan pendekatan yang
sangat relevan dalam konteks pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Pendekatan ini mengintegrasikan ilmu pengetahuan, lingkungan, teknologi, dan masyarakat,
sehingga siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami aplikasi praktis
dari pengetahuan yang mereka peroleh. Menurut Yulistiana (2015),
"Pembelajaran SETS dapat membantu siswa memahami bahwa teknologi
mempengaruhi laju pertumbuhan sains serta dampaknya bagi lingkungan dan
masyarakat." Selain itu, Hwang dan Chang (2011) menekankan bahwa
"Pembelajaran yang berbasis pada konteks lingkungan dapat meningkatkan
motivasi siswa untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan
dengan lingkungan." Hal ini sangat penting bagi siswa SMK yang akan terjun
ke dunia kerja, di mana mereka harus mampu mengaitkan pengetahuan sains dengan
isu-isu sosial dan lingkungan.
Manfaat
Pembelajaran SETS dalam Konteks SMK
Meningkatkan
Kesadaran Lingkungan
Salah satu manfaat utama dari
pembelajaran SETS adalah meningkatkan kesadaran siswa terhadap isu-isu
lingkungan. Sardiman (2005) menyatakan bahwa "Pembelajaran yang mengaitkan
sains dengan isu lingkungan dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap masalah-masalah
yang ada di sekitar mereka." Dengan memahami dampak teknologi terhadap
lingkungan, siswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang lebih
bertanggung jawab. Selain itu, menurut Hwang dan Chang (2011),
"Pembelajaran berbasis konteks lingkungan dapat meningkatkan motivasi
siswa untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan
lingkungan." Dengan demikian, pembelajaran SETS tidak hanya memberikan
pengetahuan, tetapi juga membentuk sikap positif terhadap lingkungan.
PEMBELAJARAN DENGAN DESIGN THINKING
Pendahuluan
Di era pendidikan yang terus
berkembang, pendekatan inovatif sangat diperlukan untuk mempersiapkan siswa
menghadapi tantangan abad 21. Salah satu pendekatan yang semakin populer adalah
Design Thinking. Konsep ini tidak hanya mengedepankan kreativitas,
tetapi juga kolaborasi dan kemampuan pemecahan masalah. Untuk guru-guru di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), penerapan Design Thinking dalam pembelajaran
dapat memberikan dampak signifikan terhadap keterampilan dan kesiapan siswa
dalam dunia kerja.
Konsep Dasar
Design Thinking
Design Thinking adalah sebuah proses kognitif yang digunakan untuk merancang solusi terhadap berbagai masalah kompleks. Pendekatan ini melibatkan lima langkah utama: Empathize (Empati), Define (Definisi), Ideate (Ideasi), Prototype (Prototipe), dan Test (Uji).