PEMBELAJARAN SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) UNTUK GURU SMK

Pendahuluan

Pembelajaran berbasis SETS (Science, Environment, Technology, and Society) merupakan pendekatan yang sangat relevan dalam konteks pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pendekatan ini mengintegrasikan ilmu pengetahuan, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, sehingga siswa tidak hanya belajar teori, tetapi juga memahami aplikasi praktis dari pengetahuan yang mereka peroleh. Menurut Yulistiana (2015), "Pembelajaran SETS dapat membantu siswa memahami bahwa teknologi mempengaruhi laju pertumbuhan sains serta dampaknya bagi lingkungan dan masyarakat." Selain itu, Hwang dan Chang (2011) menekankan bahwa "Pembelajaran yang berbasis pada konteks lingkungan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan." Hal ini sangat penting bagi siswa SMK yang akan terjun ke dunia kerja, di mana mereka harus mampu mengaitkan pengetahuan sains dengan isu-isu sosial dan lingkungan.

Manfaat Pembelajaran SETS dalam Konteks SMK

Meningkatkan Kesadaran Lingkungan

Salah satu manfaat utama dari pembelajaran SETS adalah meningkatkan kesadaran siswa terhadap isu-isu lingkungan. Sardiman (2005) menyatakan bahwa "Pembelajaran yang mengaitkan sains dengan isu lingkungan dapat meningkatkan kepedulian siswa terhadap masalah-masalah yang ada di sekitar mereka." Dengan memahami dampak teknologi terhadap lingkungan, siswa diharapkan dapat menjadi agen perubahan yang lebih bertanggung jawab. Selain itu, menurut Hwang dan Chang (2011), "Pembelajaran berbasis konteks lingkungan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan." Dengan demikian, pembelajaran SETS tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga membentuk sikap positif terhadap lingkungan.

Mendorong Pemecahan Masalah

Pembelajaran SETS juga mendorong siswa untuk berpikir kritis dan analitis. Hamalik (2004) menjelaskan bahwa "Dengan pendekatan SETS, siswa diajak untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi dalam kesalingterkaitan antara konsep yang sedang dipelajari." Ini membantu siswa untuk tidak hanya menerima informasi, tetapi juga menganalisis dan mengevaluasi informasi tersebut, yang sangat penting dalam konteks pembelajaran berbasis proyek atau Teaching Factory. Menurut Barlow (2015), "Pendekatan ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan keterampilan pemecahan masalah yang diperlukan dalam dunia kerja." Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar untuk memahami teori, tetapi juga untuk menerapkannya dalam situasi nyata.

Implementasi Pembelajaran SETS di Kelas SMK

Metode Pembelajaran Berbasis Proyek

Implementasi pembelajaran SETS di kelas SMK dapat dilakukan melalui metode pembelajaran berbasis proyek. Colburn (2010) menjelaskan bahwa "Pembelajaran berbasis proyek yang mengintegrasikan sains, teknologi, dan isu-isu sosial dapat meningkatkan keterlibatan siswa." Dalam konteks SMK, proyek dapat berupa pengembangan produk yang ramah lingkungan atau solusi teknologi untuk masalah sosial. Proyek semacam ini membantu siswa mengaitkan pengetahuan yang mereka pelajari dengan situasi dunia nyata. Krajcik dan Blumenfeld (2006) juga menekankan bahwa "Pembelajaran berbasis proyek dapat membantu siswa mengaitkan pengetahuan yang mereka pelajari dengan situasi dunia nyata." Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang lebih luas.

Studi Kasus dan Simulasi

Penggunaan studi kasus dan simulasi juga sangat penting dalam pembelajaran SETS. Suparwoto (2004) menekankan bahwa "Teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk mendukung pembelajaran dan membantu siswa memahami konsep-konsep yang kompleks." Dengan memanfaatkan teknologi, siswa dapat mengakses informasi yang lebih luas dan beragam, sehingga memperkaya pengalaman belajar mereka. Menurut Hwang et al. (2016), "Simulasi dapat memberikan pengalaman belajar yang mendalam dan memungkinkan siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan." Dengan cara ini, siswa dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menarik.

Tantangan dalam Pembelajaran SETS

Kurangnya Pemahaman Guru

Meskipun pembelajaran SETS memiliki banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman guru tentang pendekatan ini. Kemmis dan Taggart (1988) menyatakan bahwa "Guru perlu dilatih untuk memahami dan menerapkan pendekatan SETS dalam pengajaran mereka." Tanpa pemahaman yang cukup, implementasi pembelajaran SETS dapat menjadi kurang efektif. Hal ini diperkuat oleh pendapat Zohar dan Nemet (2002) yang menyatakan bahwa "Kesiapan guru untuk mengintegrasikan isu-isu sosial dan lingkungan dalam pengajaran sangat penting untuk keberhasilan pembelajaran berbasis SETS." Oleh karena itu, pelatihan dan pengembangan profesional bagi guru sangat diperlukan.

Keterbatasan Sumber Daya

Keterbatasan sumber daya juga dapat menjadi hambatan. Asnawir (2002) menyatakan bahwa "Ketersediaan sumber daya yang memadai sangat penting untuk mendukung pembelajaran berbasis SETS." Oleh karena itu, sekolah perlu menyediakan fasilitas dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung proses pembelajaran ini. Menurut Gokhale (1995), "Keterbatasan sumber daya dapat menghambat implementasi metode pembelajaran yang inovatif." Dengan demikian, penting bagi sekolah untuk berinvestasi dalam sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran SETS.

Strategi Mengatasi Tantangan

Pelatihan untuk Guru

Untuk mengatasi tantangan tersebut, guru perlu melibatkan diri dalam pelatihan yang berkaitan dengan pembelajaran SETS. Dengan pengetahuan yang lebih baik, guru dapat merasa lebih percaya diri dalam menerapkan metode ini di kelas. Menurut Razzouk dan Shute (2020), "Pelatihan yang tepat dapat membantu guru memahami cara mengintegrasikan sains, teknologi, dan isu sosial dalam pembelajaran." Pelatihan ini juga dapat mencakup pengembangan keterampilan dalam menggunakan teknologi untuk mendukung pembelajaran.

Penyediaan Sumber Daya

Penyediaan sumber daya yang cukup, seperti alat bantu belajar dan materi pengajaran, juga sangat penting. Hasso Plattner Institute of Design (2022) menyatakan bahwa "Sekolah perlu menyediakan fasilitas yang mendukung pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran." Dengan memanfaatkan teknologi, siswa dapat belajar dengan cara yang lebih interaktif dan menarik. Menurut Krajcik et al. (2014), "Sumber daya yang memadai dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran." Oleh karena itu, penting bagi sekolah untuk memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran SETS.

Dampak Pembelajaran SETS

Keterampilan Abad 21

Penerapan pembelajaran SETS di SMK tidak hanya meningkatkan keterampilan siswa, tetapi juga memberikan dampak positif bagi guru. Dengan mengadopsi metode ini, guru dapat menciptakan budaya pembelajaran yang lebih inovatif dan dinamis. Design Thinking menantang siswa untuk menerapkan berbagai bentuk pengetahuan, termasuk keterampilan sosial dan teknologi. Menurut Liedtka (2021), "Pembelajaran berbasis SETS membantu siswa mengembangkan keterampilan yang relevan untuk menghadapi tantangan di dunia kerja." Hal ini sejalan dengan pendapat Brown (2020) yang menekankan bahwa "Siswa yang terlibat dalam pembelajaran berbasis proyek akan memiliki keterampilan yang lebih baik dalam memecahkan masalah dan berkolaborasi." Dengan demikian, pembelajaran SETS dapat membantu siswa mempersiapkan diri untuk tantangan di masa depan.

Kesiapan Kerja Siswa

Dengan memahami hubungan antara sains, teknologi, dan masyarakat, siswa akan lebih siap untuk terjun ke dunia kerja. Pembelajaran berbasis SETS dapat meningkatkan kesiapan kerja siswa dengan memberikan pengalaman praktis yang relevan. Ini sangat penting dalam konteks SMK, di mana siswa diharapkan untuk siap menghadapi tantangan di industri. Menurut Hwang dan Chang (2011), "Pembelajaran berbasis SETS dapat meningkatkan kesiapan kerja siswa dengan memberikan pengalaman praktis yang relevan." Selain itu, siswa yang terlibat dalam pembelajaran berbasis proyek cenderung lebih percaya diri dan memiliki keterampilan interpersonal yang lebih baik.

Kesimpulan

Pembelajaran SETS merupakan pendekatan yang sangat relevan dalam konteks pendidikan di SMK. Dengan mengintegrasikan sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, siswa dapat memperoleh pemahaman yang lebih holistik tentang dunia di sekitar mereka. Meskipun ada tantangan dalam implementasinya, dengan pelatihan yang tepat dan dukungan sumber daya, pembelajaran SETS dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi siswa. Oleh karena itu, penting bagi guru kejuruan dan umum di SMK untuk menerapkan pendekatan ini dalam pembelajaran berbasis proyek atau Teaching Factory.

Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar untuk memahami konsep-konsep akademis, tetapi juga untuk menjadi individu yang bertanggung jawab dan siap menghadapi tantangan dunia nyata. Pembelajaran SETS akan membekali siswa dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berkontribusi positif dalam masyarakat dan lingkungan mereka.

Referensi

  1. Yulistiana. (2015). "Penelitian Pembelajaran Berbasis SETS (Science, Environment, Technology, And Society) dalam Pendidikan Sains."
  2. Hwang, G. J., & Chang, H. F. (2011). "A Study of the Effectiveness of a Context-Based Learning Approach on Students' Environmental Awareness."
  3. Sardiman, A. M. (2005). "Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar."
  4. Hamalik, Oemar. (2004). "Kurikulum dan Pembelajaran."
  5. Barlow, J. (2015). "Project-Based Learning: A Practical Guide for Educators."
  6. Colburn, A. (2010). "An inquiry primer, science scope."
  7. Krajcik, J. S., & Blumenfeld, P. C. (2006). "Project-Based Learning."
  8. Suparwoto. (2004). "Kemampuan Dasar Mengajar."
  9. Kemmis, S., & Taggart, G. (1988). "The Action Research Planner."
  10. Zohar, A., & Nemet, F. (2002). "Fostering Students' Knowledge and Argumentation Skills Through Dilemmas in Science Education."
  11. Gokhale, A. A. (1995). "Collaborative Learning Enhances Critical Thinking."
  12. Razzouk, R., & Shute, V. (2020). "What Is Design Thinking and Why Is It Important?"
  13. Hasso Plattner Institute of Design (2022). "An Introduction to Design Thinking Process Guide."
  14. Krajcik, J. S., McNeill, K. L., & Reiser, B. J. (2014). "Learning Progressions in Science: An Evidence-Based Approach to Reform."
  15. Brown, T. (2020). Change by Design: How Design Thinking Creates New Alternatives for Business and Society.
  16. Liedtka, J. (2021). "Why Design Thinking Works."

 

No comments :