Bagaimana
mengukur guru-guru di suatu sekolah kejuruan bermutu tinggi atau biasa-biasa
saja? Pada saat ini pengukuran terhadap
kualitas guru ada perubahan sebagaimana perubahan Instrumen Akreditasi Satuan
Pendidikan Tahun 2020. Ukuran untuk menentukan mutu guru berdasarkan IASP 2020
terdiri dari Kompetensi Guru,
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Karya Inovasi dan Kreatifitas Guru.
Kompetensi
guru, guru zaman now untuk bisa dikatakan kompeten harus mampu menyusun RPP
dengan lengkap. Pada prinsipnya sebagian besar
guru bisa kalau hanya menyusun
RPP biasa, pada umumnya karena terbiasa copas sehingga kemampuan untuk mengembangkan
indiikator dari silabus menjadi enggan.
Guru yang unggul mampu menyusun RPP sesuai dengan kondisi SMK saat ini
yaitu pembelajaran Teaching Factory atau Production Based Learning.
Dimana pada pembelajaran ini memerlukan kordinasi dengan DUDI dan guru mapel
lain. Pembelajaran Teaching Factory
dan Production Based Learning banyak
yang tidak bertahan lama karena selain diluar kebiasaan juga memerlukan sistema
lain yang terkait misalnya jadwal blok, kekuatan kemtraan dengan DUDI, pangsa pasar yang dinamis dan
sebagainya. Tekad yang kokoh saja tidak cukup, tetapi perlu dukungan dari
berbagai pihak yang kuat untuk bisa sukses.
Dengan demikian kompetensi personal dan sosial guru harus matang untuk
menjaga kesinambungan project Ergonagy
terus berjalan. Begitu juga halnya dengan penguasaan IT, menjadi syarat mutlak
guru unggul saat ini, setidaknya terampil mengoperasiakan berbagai aplikasi
untuk pembelajaran dan evaluasi. Teaching
Factory, Production Based Learning, Project Based Learning dalam
implementasinya memerlukan HOTS sehingga penilaian yang dilakukan dikelas olah
guru haruslah tentang analisis, trouble shooting, evaluasi dan mencipta. Soal
soal yang dibuat oleh guru dipastikan berisi permasalahan real yang dilakukan
siswa misalnya bagaimana meningkatkan produksi, langkah apa yang harus diambil
untuk meningkatkan omset dan penjualan, bagaimana memperoleh citra yang luar
biasa dari produk yang dilempar ke pasar dan seterusnya.
Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB), guru dikatakan unggul jika mampu mengembangkan
dirinya secara berkelanjutan. Diawal tahun guru membuat evaluasi diri kemudian
menyerahkan kepada kordinator PKB di sekolahnya kemudian di rekap. Kordinator
PKB biasanya guru senior memetakan kelemahan
masing masing guru dan bagaimana dan dengan cara apa untuk memenuhinya. Kelemahan
guru bisa dipenuhi sendiri dengan membaca buku, melakukan FGD dengan beberapa
rekan, IHT/Workshop di sekolah, Seminar, simposium atau Diklat di MGMP. Selama
setahun seluruh kelemahan kompetensi diperbaiki dan diakhir tahun guru dinilai
kinerjanya melalui program PKG. Seorang
guru yang unggul harus juga membuktikan dirinya aktif menulis dan
dipublikasikan. Publikasi di media cetak atau daring bisa berupa artikel, modul, jobsheet, buku, makalah, PTK dan lainya. Guru kejuruan berkewajiban mengikuti magang di DUDI rekanan sekolah yang
sesuai dengan kompetensi keahlian yang diampunya. Setidaknya setahun sekali
dalam waktu 3-4 minggu guru menghabiskan waktu di DUDI. Sambil magang guru
menuliskan temuanya menjadi modul dan jobsheet untuk siswanya. Guru kejuaruan
juga harus memastikan kompetensi profesionalnya dengan mengikuti
sertifikasi Asesor dan Uji Kompetensi di
LSP. Jika guru kejuruan sampai tidak dapat mengupdate kompetensinya kan manjadi
tidak percaya diri sementara siswanya diarahkan untuk memperoleh sertifikat
kompetensi level 2 di LSP P1.
Inovasi
dan Kreatifitas Guru, inovasi merupakan pengembangan terhadap sesuatu yang
sudah ada menjadi pengetahuan baru, cara baru, objek baru, teknologi baru atau
betul betul penemuan baru. Ciri-ciri sutu kegiatan dikatakan inovasi diantaranya
baru, terecana, khas dan tujuan yang jelas. Lingkup kerja guru sangat memungkinkan
untuk menghasilkan banyak inovasi. Suatu kegiatan asalkan memenuhi kriteria seperti kebaruan, memiliki
manfaat yang besar untuk peningkatan mutu, dapat menjadi solusi untuk
permasalahan pembelajaran dan dapat
dilakukan berulang serta cocok dalam berbagai situasi bisa dikatakan sebagai
inovasi. Flatform yang bisa diajdikan tempat untuk berinovasi dapat
berupa strategi, model, metode atau teknik dalam pembelajaran.
Sebenarnya
guru yang memiliki kemampuan untuk
menciptakan sesuatu banyak, seperti terkait dengan pedagogiknya seperti membuat
model, metode, teknik dan strategi pembelajaran. Banyak juga guru yang tertarik
untuk menciptakan sesuatu terkait dengan bidang profesionalnya atau mata
pelajaranya. Namun demikian yang paling banyak adalah guru yang banyak mencipta
pada sisi kepribadian dan aspek sosial. Mungkin penciptaan untuk di bidang mata
pelajaran seperti teknologi sederhana, karya seni dan budaya memerlukan banyak
biaya.
Guru yang
bermutu baik adalah guru yang memiliki banyak koleksi hasil inovasi dan
kemampuan kreatifitas sendiri serta mendokumentasikanya.
Setelah terdokumentasi guru juga baik sekali melakukan evaluasi terhadap hasil
karya inovasi atau kreatifitasnya seberapa efektif dan efisien digunakan dalam
pembelajaran. Pekerjaan terakhir guru hebat yaitu mendeseminasikan hasil
karyanya kepada dunia pendidikan pada
khususnya dan khalayak ramai pada umumnya.
No comments :
Post a Comment