Kepemimpinan di sekolah banyak yang dilakukan seperti air mengalir dan
manakala menemui berbagai kendala kaidah seni berperan untuk melentur dan
meliuk liuk. Pada masa darurat Covid seperti saat ini, Seni kelenturan
kepemimpinan dibutuhkan agar regulasi yang diamanahkan terlayani dan berbagai
aspek aman terkendali. Kondisi seperti ini memungkinkan para leader untuk
melihat kembali untuk merefleksi perjalanan kepemimpinan selama ini agar
penerapan keyakinan diri menjadi efektif dan esien dialankan. Sebagai seorang
pemimpin, Kepala Sekolah adalah kekuatan pendorong seluruh warga sekolah untuk menyalurkan seluruh
potensi yang ada, mengoptimalkan gerak terbaik dalam mencapai tujuan Bersama.
a. Tetap Fokus pada Visi
Inti dari kepemimpinan ada
pada perubahan, jati diri pemimpin terletak pada perubahan mendasar apa yang
akan dicapainya. Manakala perubahan sudah terukir kuat pada banner, leaflet
spanduk dan figura di tiap tempat strategis dalam bentuk rumusan visi dan sudah
terurai menjadi misi dan tujuan sekolah sangat bijak jika tetap fokus pada apa
yang sudah ditanamkan pada setiap warga sekolah meskipun kondisi sedang darurat
Covid 19.
b. Tetap Menjadi Teladan
Berbagai regulasi yang terbit
mendadak baik dan bijak untuk sedikit direkayasa untuk penyesuaian agar tatap
selaras dengan visi yang sudah tertancap di benak setiap warga sekolah. Sebagai
contoh tidak diperbolehkan adanya guru yang piket di sekolah namun kenyataan
kondisi keamanan sarpras sekolah perlu penanganan maka langkah kebijakan perlu
diambil dengan jumlah yang terbatas. Kepala Sekolah sabagai role model sudah
pasti selalu terdepan dalam melaksankanya pengamanan segenap asset sekolah.
c. Membuat Dampak
Kondisi darurat Covid-19 membuat kegiatan persekolahan
berubah, UN dibatalkan, UKK dibatalkan namun Sertifikat Kompetensi masih harus
tetap dimiliki oleh siswa, pembelajaran online, US online begitu juga dengan Penilaian
akhir tahun yang akan dilaksanakan pada awal bulan Juni. Kepala Sekolah yang
baik memastikan bahwa dari perubahan cepat yang sedang terjadi menghasilkan
dampak positif dan luar biasa bagui kemajuan. Sebagai contoh pembelajaran yang
biasanya konvensional saat ini menjadi online maka dengan memdorong seluruh
warga sekolah melaksanakanya, segenap warga sekolah menjadi terbiasa dengan
berbagai kegiatan berbasis online. Hal yang perlu dilakukan Kepala
Sekolah adalah memastikan tingkat keberhasilan tujuan seluruh pembelajaran online
tercapai.
d. Mendorong Kolaborasi
Kecenderungan dunia saat ini khususnya dalam Pendidikan
sudah menyadari sepenuhnya bahwa kolaborasi sudah mensubtitusi kompetisi.
Seorang pemimpin sejati akan sangat memanfaatkan paradigma ini menjadi
sumberdaya baik itu kolaborasi kedalam maupun keluar. Sebagai contoh kolaborasi
kedalam adalah dengan optimalisasi guru TIK agar secara kolektif kolegial
mencerahkan guru-guru lain memanfaatkan berbagai aplikasi yang paling efisien
untuk pembelajaran siswa. Begitu juga dengan kolaborasi keluar, bagaimana bekerjasama
dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) agar memahami bagaimana siswa sedang
PKL atau magang ditarik sementara Sertifikat siswa harus mendapatkan, bagaimana
UKK yang dibatalkan, uang pembiayaan UKK
sudah masuk dari siswa dan sebagian besar sudah digunakan untuk perencanaan,
verifikasi dan validasi Tempat Uji Kompetensi
(TUK) pembelian alat dan bahan UKK dan lain sebagainya. Sementara orang
tua menagih kembalinya uang tersebut. JIka kurang kolaborasi dengan berbagai
pihak luar jelas akan menjadi maslaah bagi sekolah.
e. Menjadi Positif
Setiap orang ketika dihadapkan pada kondisi
darurat seperti seorang yang terbawa
hanyut air banjir, apa yang dikira dapat menolongnya akan dia pegang seperti rumput
atau apapun. Begitu halnya dengan situasi darurat Wabah Covid-19, setiap orang
dengan mudah menerima apakah itu mitos, hoax atau berita sesungguhnya. Padahal
menurut berbagai penelitian tentang miskonsepsi, jika seseorang sudah menerima
konsep tentang sesuatu tetapi
miskonsepsi akan susah diubah, jauh lebih mudah memahamkan orang yang tidak
tahu dibandingkan dengan memahamkan seseorang yang miskonsepsi. Miskosepsi
sendiri artinya konsep yang dipegang oleh seseorang yang berbeda dengan konsep
yang yakini oleh para ahli. Kepala sekolah pada situasi seperti ini
berkewajiban untuk memastikan segenap warga sekolahnya paham dan berwawasan
luas tentang Covid-19. Dengan pemahaman yang benar maka berbagai hoax dan mitos
yang berkembang di masyarakat akan menghilang dengan sendirinya, lebih jauh
lagi maka pemikiran positif akan tumbuh dan berkembang menjadi berbagai peluang
untuk kewirausahaan.
2. Mengidentifikasi gaya kepemmpinan
Merefleksi diri sangat baik dilakukan,
karena disitu ada evaluasi yang dilakukan baik terhadap kepribadian maupun terhadap
tugas kepemimpinan. Refleksi diri untuk penyelarasan kepribadian dengan tugas
kepemimpinan agar ketika selaras seluruh potensi yang ada bisa tersalurkan
dengan kendala seminim mungkin. Tipe
Kepala Sekolah seperti apa yang dimiliki dan akan menjadi kepala sekolah dengan
tipe apa kedepanya? Terdapat tiga gaya kepemimpinan dasar
a. Kepemimpinan
Otokratik
Gaya kepemimpinan ini didasarkan pada kekuatan posisi dan
penggunaan otoritas, kepala sekolah dengan gaya seperti ini memberitahu kepada
warga sekolah bagaimana pekerjaan ingin dilakukan dan membuat keputusan oleh
sendiri minim melibatkan orang lain. Orientasi kepemimpinan difokuskan hanya
pada peningkatan produktifitas kerja warga sekolah serta kurang memperhatikan
kesejahteraan dan perasaan.
b. Kepemimpinan
Delegatif
Kepemimpinan
Delegatif yaitu manakala seorang pemimpin mendelegasikan wewenangnya kepada
bawahan dengan seutuhnya. Dengan demikian, bawahan dapat mengambil keputusan
dan kebijaksanaan dengan bebas atau leluasa dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada
intinya pemimpin bersikap menyerahkan dan mengatakan kepada bawahan inilah
pekerjaan yang harus saudara kerjakan, saya tidak peduli, terserah saudara bagaimana
mengerjakannya asal pekerjaan tersebut bisa diselesaikan dengan baik. Dalam hal ini bawahan dituntut
memiliki kematangan dalam pekerjan yaitu kemauan dan kemampuan. Kematangan pekerjaan dikaitkan dengan
kemampuan untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan dan
keterampilan. Kematangan kemauan atau motivasi untuk melakukan sesuatu yang
erat kaitannya dengan keyakinan,
keterikatan atau penghargaan.
c. Kepemimpinan
Partisipatif
Kepemimpinan
Partisipatif yaitu apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara
persuasif, menciptakan kerja sama dan keselarasan, menumbuhkan loyalitas, dan partisipasi para
bawahan. Pemimpin memotivasi warga sekolah agar merasa ikut memiliki sekolah. Warga
sekolah harus berpartisipasi memberikan saran, ide, dan pertimbangan dalam
proses pengambilan keputusan. Pemimpin dengan gaya partisipatif akan mendorong
kemampuan bawahan mengambil keputusan. Dengan demikian, pimpinan akan selalu
membina bawahan untuk menerima tanggung jawab yang lebih utuh lagi.
Setiap Kepala Sekolah tentu ingin menjadi pemimpin yang
baik, tetapi ketiga gaya kepemimpinan diatas memiliki kelebihan dan kekurangan.
Misalnya, para pemimpin otokratis fantastis ketika bencana melanda seperti saat
ini karena suatu masalah perlu segera diselesaikan, tetapi mereka tidak menumbuhkan
moral dan rasa kebersamaa sebagaimana pemimpin
yang demokratis. Dii sisi lain, para pemimpin demokratis mungkin membangun tim yang
solid tetapi sebagian pendidik dan tenaga kependidikan berjuang untuk mengambil
tanggung jawab penuh dan inisiatif dalam pekerjaanya.
Mengetahui
gaya kepemimpinan penting ketika mengelola orang dan proyek untuk memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang kekuatan dan kelemahan diri sebagai pemimpin dan belajar bagaimana menggunakan gaya
kepemimpinan agar lebih beruntung.
3. Praktik Pendelegasian
Masalah besar Kepala Sekolah perfeksionis adalah Keinginan
melakukan segala sesuatu, sayangnya itu tidak bisa dilakukan . Negosiasi dan
delegasi merupakan jawaban dari semua keinginan seorang pemimpin agar terwujud.
Ketika jadi wakasek mungkin cara terbaik memperoleh hasil pekerjaan adalah
dengan melakukanya sendiri dibandingkan diserahkan kepada staf. Namun sekarang
sebagai kepala sekolah seluruh tugas harus didistribusikan kepada tim
kerja. Langkah langkah umum dalam
mendelegasik pekerjaan kepada tim sebagai berikut:
a. Definisikan
tugas yang ada,
b. Pastikan
tugas tersebut SMART (Specific/spesifik, Measurable/terukur, Achievable/bisa
diraih, Realistic/realistis, Timebond/terikat waktu).
c. Identifikasi
tim terbaik untuk pekerjaan itu.
d. Komunikasi
mengapa mereka dipilih.
e. Jelaskan
tujuan yang akan dicapai.
f.
Diskusikan bagaimana tugas itu
harus atau bisa dilaksanakan.
g. Kesepakatan
waktu.
h. Menjaga
komunikasi selama tugas dikerjakan.
i.
Memberikan umpan balik setelah
tugas selesai.
4. Memotivasi
Tim
‘Terima kasih!’ Ini hanya dua kata, tetapi jangan pernah meremehkan
pengaruhnya untuk pemimpin dan tim yang dipimpinnya. Bersyukur secara terbuka
atas kerja tim, dengan berterima kasih
kepada mereka membuat pemimpin dipandang sebagai orang yang lebih hangat yang
berarti , orang akan lebih tertarik berkomunikasi dengan kepala sekolah dan
membangun hubungan. Dalam kondisi apapun, terkadang karena kesibukan kita
kurang hirau manakala tim telah selesai bekerja dan memperlihatkan hasil
pekerjaanya kepada kepala namun karena kurang hirau maka semangat tim jadi menurun
dan semangat berbanding lurus dengan produktifitas kerja.
Studi menunjukan bahwa motivasi secara positif pada tim merupakan
cara yang bagus untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Motivasi bisa
dilakukan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisik (makan,
minum, istiraha), psikis (kasih saying, penghargaan, aktualisasi diri) dan ‘Fesak’
kebutuhan keuangan tim . Hal lain yang
mendorong motivasi kerja yang mendorong tim bahagia dalam melaksanakan
pekerjaanya yaitu:
a. Kebebasan
mengambil keputusan
b. Memiliki
tujuan yang realistis
c. Pengakuan
atas prestasi kerja
d. Pengakuan
terhadap kemajuan tim kerja
5. Pengambilan Keputusan yang baik
Pengambilan keputusan merupakan satu keterampilan
terpenting yang perlu dipelajari terus menerus oleh seorang pimpinan. Ketika
ada beberapa pilihan keputusan maka ide ide pemimpin akan dihadang oleh tim,
namun pada saat genting atau darurat, pemimpin yang harus memutuskan. Sama
halnya seperti kepribadian pengambilan keputusan pun memiliki tipe. Tipe tipe itu diantaranya:
a. Analytic
Decision Making
Pengambilan keputusan dari informasi yang berkaitan untuk
membuat keputusan dengan cermat didasarkan pada data, fakta dan situasi yang
ada.
b. Behavioral
Decision Making
Keputusan diambil secara bersama dan memastikan setiap
orang merasa memiliki terhadap keputusan terbaik yang ditentukan.
c. Conceptual
Decision Making
Pengambilan keputusan secara konseptual lebih sosial dalam
metode dibandingkan dengan tipe direktif atau analitik, yaitu dengan mengintegrasikan
lebih banyak pemikiran kreatif dan kolaborasi dari tim yang ada. Mereka
cenderung mendasarkan keputusan mereka pada banyak perspektif yang berbeda dan
akan visioner ketika membuat keputusan.
d. Directive
Decision Making
Pengambilan keputusan didasarkan atas pemahaman dan pengetahuan
sendiri. Pengambilan keputusan ini cepat, namun karena pengembilanya oleh sendiri
maka akan minus dari perpektif dan situasi yang ada.
Pengambilan
keputusan yang terbaik didasarkan pada berbagai parameter yang utuh dan
lengkap, baik fakta, data yang akurat dan valid, visi kedepan dan partisipasi dari berbagai pihak.
Namun hal demikian tergantung kepada besar kecilnya permasalahan yang ada serta
tingkat urgensi yang ada.
6. Mengelola Konflik
Setidaknya ada dua kata kunci dalam menyelesaikan konflik
yaitu tenang dan komunikatif. Namun demikian teori lebih mudah dibandingkan
kenyataan di keseharian. Intinya konflik terjadi karena perbedaan kepentingan
dan jauhnya hati keduabelah pihak. Untuk menyelesaikan konflik ada beberapa
metode yang biasa digunakan diantaranya yaitu:
a. Metode
Rujuk
Metode
ini dilakukan ketika kedua belah pihak yang bersengketa karena kepentinganya
dipertemukan pada kepentingan yang sama. Maka dengan kepentingan yang sama ini diharapkan
konflik lama menjadi terabaikan dengan catatan bahwa kepentingan Bersama yang
baru tingkat urgensinya lebih tinggi dari urgensi pertama yang menjadi bahan
konflik.
b. Metode
Persuasif
Persuasif
deiberikan kepada kedua belah pihak akan urgensi keberadaan kedua belah pihak
terhadap ikatan yang sudah dibangun. Tujuan dari persuasi ini sangat baik yakni
mengurangi kerugian yang bisa muncul dengan adanya berbagai bukti faktual
hingga bisa memperlihatkan bahwa dari pendapat beberap orang akan memberikan
keuntungan serta konsistensi dalam penerapan norma hingga standar keadilan yang
sekarang masih berlaku. Perbaikan system sebagai feedback dari
sumber permasalahan konfilk bisa ditawarkan kepada keduabelah pihak.
c. Metode
Integrative Problem Solving
Penyelesaian masalah dengan menggabungkan kepentingan kedua
belah pihak. Bahkan beberapa proses
masih bisa terjadi seperti bertukar informasi, fakta, perasaan, kemudian masih
memperlihatkan berbagai macam solusi untuk menimbulkan rasa saling percaya
kemudian dapat menghadirkan berbagai alternatif pemecahan masalah dengan
keuntungan berimbang di kedua belah pihak.
d. Metode
Bargaining
Metode
ini bisa jadi solusi terbaik untuk
meredakan konflik internal ataupun eksternal di sebuah sekolah. Metode bergaining akan menghadirkan penyelesaian yang
bisa diterima oleh kedua pihak. Kedua pihak akan mempertukarkan konsesi tanpa harus
mengemukakan sebuah janji secara eksplisit.
e. Metode
Penarikan Diri
Manajemen
konflik yang sedang trend dan sering dilakukan adalah salah satu atau kedua
pihak saling menarik diri dari hubungan. Untuk cara ini sepertinya efektif jika keduanya tidak
terlalu aktif berinteraksi dan sanggup
mengerti seperti apa tugas satu sama lainnya yang masih bergantung.
f. Metode
Pemaksaan dan Penekanan
Metode
penekanan dan pemaksaan. Sampai sekarang
cara satu ini bisa digunakan dengan menekan pihak lain agar cepat menyerah.
Akan tetapi cara satu ini bisa menggunakan bentuk ancaman ataupun bentuk
intimidasi sehingga kurang efektif karena dari salah satu pihak harus bisa
menyerah atau mengalah secara terpaksa.
g. Metode
Konsultasi
Solusi
lain adalah metode konsultasi dengan tujuannya sendiri digunakan untuk
memperbaiki hubungan antar kedua belah pihak. Tidak hanya itu karena bisa juga
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan hingga dapat menyelesaikan konflik. DIperlukan
seorang konsultan hingga dapat memberi solusi berupa teknik dan strategi untuk meningkatkan
persepsi dan kesadaran seputar perilaku.
h. Metode
Mediasi
Metode
mediasi sangat baik menjadi solusi untuk mengurangi tingkat ketegangan dalam sebuah sengketa. Mediasi ini membutuhkan peran mediator yang secara langsung
diundang untuk memberi solusi hingga mengumpulkan fakta untuk memperjelas masalah yang sedang terjadi yang
pada ujungnya diberikan solusi terbaik. Metode mediasi ini akan berjalan baik tergantung
dari kepiawaian seorang madiator itu sendiri.
Konflik tidak hanya mempengaruhi tingkat stres, tetapi
memiliki efek pukulan pada kesehatan dan kinerja Anda. Stres dapat menyebabkan
masalah memori, memperlambat kemampuan untuk belajar, dan melemahkan sistem
kekebalan tubuh Anda.
Lebih baik mengatasi konflik ketika konflik itu muncul, dan
segera menempatkan kembali tim untuk lebih solid. Sebagian besar kursus
pelatihan kepemimpinan mengajarkan cara menangani konflik.
7. Kinerja Pengelolaan
Manajemen kinerja adalah proses menciptakan lingkungan di
tempat kerja yang memungkinkan orang untuk melakukan yang terbaik dan selaras
dengan tujuan perusahaan. Seorang leader
bertanggung jawab dalam memastikan kinerja tim dan berapa kali pemimpin memonitor
dan memberikan umpan balik kepa kinerja tim karena pengelolaan Kinerja
merupakan proses berkelanjutan. Proses berkelanjutan ini sering dikatakan
sebagai sebuah siklus yaitu merencanakan, melaksanakan, memastikan dan
mengembangkan kembali kinerja tim. Langkah-langkah dalam pengelolaan kinerja
setidaknya seperti berikut: Melakukan
penilaian tahunan (PPKKS), Memberikan
umpan balik, Memberdayakan
karyawan, Menggunakan
alat manajemen kinerja, Menggunakan
Indikator Kinerja Utama atau Key
Performance Indikator (KPI) dan Menerapkan
rencana pengembangan pribadi (PKB KS).
Penting
juga dicatat menurut studi ilmiah yang mengungkapkan bahwa 93% karyawan
melaporkan kesediaan untuk melakukan pekerjaan tambahan ketika manajer mereka
memberikan dukungan dan umpan balik yang berkelanjutan, dibandingkan dengan
hanya 33% orang yang tidak menerima dukungan dan umpan balik yang buruk.
8. Keterampilan Kepemimpinan Digital
Tahukah bahwa perusahaan dengan pimpinan kompeten
secara digital mengungguli rata-rata sebesar 50% ?! Dan tidak mengherankan jika
semuanya menjadi digital. Siapa yang mengira dua puluh tahun yang lalu kita
dapat melakukan panggilan telepon melalui jam tangan kita, membayar barang
hanya dengan mengetuk kartu bank ke mesin kecil, atau mengakses rekening bank
kita menggunakan pemindai sidik jari. Setiap organisasi perlu merangkul
teknologi baru jika mereka ingin berkembang.
Pada saat situasi darurat Covid-19 seperti saat
ini sorang Kepala Sekolah yang kurang faham IT akan bertanya kesana kemari, mengumpulkan
sataf yang ahli IT dan mencoba membuat program program berbasis IT. Hal
demikian tidak berlaku untuk seorang kepala yang melek IT, ketika Covid-19
masih di Wuhan Tiongkok, dia sudah berfikir dan membuat program pembelajaran,
tes, monitoring dan berbagai hal yang menggunakan IT. Jadi karena saat ini
memang sudah zamanya IT, dan para pemimpin adalah orang yang mengembara ke
zaman itu makamau tidak mau harus beradaptasi. Ketika tidak mampu beradaptasi
akan lambat mengembangkan organisasi atau sekolah di bawah pimpinanya. Sorang
pemimpin yang kurang pandai IT segala sesuatu akan dibebankan ke operator padahal
banyak rahasia yang hanya boleh diketahui hanya oleh pemimpin sendiri. Bagaimana
jika sang operator resign atau kurang amanah dan bagaimana pula
menentukan kebijakan yang didasarkan atas data yang akurat dengan cepat tanpa
harus selalu menggunakan bantuan operator.
Mudah mudahan tulisan sederhana ini ada
manfaatnya bagi para pemimpin yang sedang dilanda Covid-19. Karena kita semua
pemimpin yang akan ditanyai tantang apa yang dipimpinya.
No comments :
Post a Comment