U-FE


Suatu kaidah mengatakan bahwa meraih manfaat harus lebih diutamakan daripada menolak kerusakan. Begitu pula halnya dalam melakukan evaluasi, kemanfaatan dari kegiatan evaluasi harus lebih terasa dibandingkan kritikan yang diberikan. Evaluasi Utilization-Focused Evaluation (U-FE) atau Evaluasi Fokus Manfaat oleh Michael Quinn Patton, pendekatanya didasarkan pada prinsip bahwa evaluasi seharusnya dinilai dari kebermanfaatanya bagi pelanggan.
Patton memberikan batasan tentang U-FE dengan memulainya dari premis:
that evaluations should be judged by their utility and actual use; therefore, evaluators should facilitate the evaluation process and design any evaluation with careful consideration of how everything that is done, from beginning to end,will affect use.[1] 

Evaluasi seharusnya di timbang atau dinilai berdasarkan dari kemanfaatanya dan kegunaan aktual; oleh karena itu evaluator  seharusnya memfasilitasi proses dan desain evaluasi dengan pertimbangan kehati-hatian apakah segala sesuatunya sudah dilakukan, dari mulai awal sampai akhir akan berdampak pada manfaat. Isu utama dari evaluasi adalah kemanfaatan aktualnya. Kemanfaatan substansi yang dapat dirasakan oleh pelanggan, kemanfaatan terhadap pelaku program untuk memperbaiki kualitas progra dan kemanfaatan akan hasil atau jasa sebagai produk akhir. Untuk memastikan bahwa evaluasi memiliki kemanfaatan yang besar maka evaluator perlu menelisik bahwa desain evaluasi dan bisa menjangkau setiap langkah dalam desain berdampak terhadap kemanfaatan.
Menurut Ramirez dan Brodhead,
U-FE does not prescribe any specific content, method, or theory. It is a guiding framework, as opposed to a methodology. U-FE can include a wide variety of evaluation methods within an overall participatory paradigm.[2]

U-FE tidak merinci hal yang khusus, isi atau metode atau teori. U-FE dapat mencakup berbagai metode evaluasi dalam suatu paradigma partisipatif secara keseluruhan. Patton mengungkapkan bahwa
A utilization-focused evaluation can include any evaluative purpose (formative, summative, developmental), any kind of data (quantitative, qualitative, mixed), any kind of design (e.g., naturalistic, experimental), and any kind of focus (pro-cesses, outcomes, impacts, costs, and cost-benefit, among many possibilities).[3]

Evaluasi U-FE  dapat terdiri dari berbagai keguanaan manfaat evaluatif (formatif, sumatif, pengembangan), berbagai jenis data (Kuantitatif, kualitatif dan campuran), berbagai jenis desain (Naturalistik, experimental) dan juga berbagai jenis fokus (proses, hasil, dampak, biaya, dan biaya keuntungan, semuanya dengan berbagai kemungkinan).  Jadi Evaluasi U-FE ini fleksibel bukan suatu model evaluasi dengan sintax objek dan kriteria tertentu yang sangat mengikat, namun model evaluasi yang sangat konsen pada manfaat namun dengan berbagai jenis, fokus dan desain yang ditentukan evaluator sendiri.
Patton menambahkan bahwa:
No matter how rigorous the methods of data collection, design, and reporting are in evaluation, if it does not get used it is a bad evaluation. Commit yourselves to evaluations that build capacity.[4]

Seketat apapun metode pengumpulan data, desain dan pelaporan dalam evaluasi, jika tidak bisa digunakan, merupakan evaluasi yang jelek.
Patton menegaskan perlunya standar sebagai pemandu dalam melaksanakan evaluasi agar pelaksanaanya profesional:
“The profession of evaluation has adopted standards to guide professional practice. Professional evaluators are challenged to take responsibility for use. If evaluations are ignored or misused, we have to look at where our own practices and processes may have been inadequate”.[5]
Profesi telah mengadopsi standar-standar untuk memandu profesionalisme pelaksanaan evaluasi. Evaluator yang profesional  ditantang untuk bertanggung jawab dalam menggunakanya. Jika evaluasi terabaikan atau tidak menggunakan harus dilihat bagaimana pelaksanaan dan prosesnya apakah sudah mantap. Standar yang digunakan terdiri dari: utility standard, feasibility standard, propriety standard, accuracy standard, dan accountability standard.[6]
Utility standard dimaksudkan untuk memastikan  bahwa evaluasi akan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. feasibility standard dimaksudkan  untuk memastikan bahwa evaluasi bersifat realistis, hemat, bijak dan diplomatis . Propriety standard dimaksudkan untuk memastikan bahwa evaluasi yang dilakukan legal, etis dan memperhatikan kesejahteraan mereka yang terlibat didalamnya, accuracy standard  dimaksudkan untuk memastikan bahwa evaluasi mengungkapkan dan menyampaikan informasi teknis yang memadai tentang fitur yang menentukan layak atau jasa dari program yang dievaluasi.



[1] Sagepub,” Introduction, Overview, and Context Utilization-Focused Reality Testing: Finding Out if What Is Hoped for Actuallyn. Online. Happens”,https://www.sagepub.com/ sites/default/files/upm-binaries/42471_intro.pdf (diakses 18 Oktober 2015).
[2] Ramirez dan Brodhead, Utilization Focused Evaluation A primer for evaluators (Penang: Southbound, 2013) h. 1
[3] Sagepub, loc. cit.
[4] Patton, “Utilization-Focused  Evaluation in Africa” Online. http://preval.org/documentos/ 00552.pdf (diakses 18 Oktober 2015)
[5] Patton, op. cit., h. 5.
[6] Ibid., h. 5.

No comments :