Para
pegawai baik itu pendidik, kepala sekolah atau pengawas sekolah dan tata usaha
sering melaksanakan pertemuan dengan istilah yang tidak asing lagi bagi telinga
semuanya yaitu rapat. Sering juga setelah rapat malah menjadi konflik
atau gossip, selain itu banyak juga yang kecewa atas hasil rapat atau Rencana
Tindak Lanjut selesai rapat menjadi Rencana Tidak Lanjut. Rapat bisa berupa
rapat staf, kelompok kerja atau team
work,berbagi informasi, brainstorming, ceremonial,
dan lain sebagainya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis akan mencoba
membedah rapat yang baik agar benar benar menjadi kegiatan yang bermakna
baik untuk pengambil kebijakan atau untuk peserta rapat itu sendiri.
A. SEBELUM RAPAT
1. Menaksir
Urgensi Rapat.
Rapat
sebaiknya dilaksanakan untuk pengambilan keputusan penting dan melibatkan
banyak orang untuk menyelesaikan masalah melalui diskusi mendalam. Rapat tentu
saja tidak digunakan hanya untuk berbagi informasi biasa yang tidak membutuhkan
tanggapan yang mendalam. Pembicaraan ide, gagasan atau sharing informasi bisa
dilakukan melalui file sharing melalui Grup WhatsApp, email
leaflet, flyer dan sebagainya.
2. Mempertimbangkan
Apa yang Harus Dibawa.
Suatu
rapat agar bermakna setiap orang peserta apalagi tuan rumah tidak boleh membawa
tangan kosong namun sudah mempersiapkan dari mulai alat tulis seperti notes,
aplikasi notes di HP, perundangan atau regulasi yang berlaku, kebijakan, surat
edaran dan sebagainya. Bagus sebelum rapat sudah dibicarakan apa yang harus
dibawa oleh peserta rapat. Patut dipertimbangkan untuk dibagikan kepada peserta
seperti: data dan statistic, bagan dan laporan, program atau perencanaan,
notulen rapat sebelumnya atau rapat yang relevan.
3. Biarkan Semua
Orang Mengetahui Agenda
Suatu
rapat dimulai dari pembicaraan kecil atau jika rapat lanjutan maka agenda rapat
yang akan dilaksanakan sudah memiliki tujuan rapat dengan jelas yang dinyatakan
dalam surat undangan rapat. Hal ini dilakukan agar orang tetap focus pada
pencapaian tujuan rapat, karena sering rapat dijadikan curhat atau
membicarakan hal diluar tujuan rapat.
4. Mengundang
Orang yang Harus Ada pada Saat Rapat
Rapat
sudah seharusnya hanya mengundang orang orang yang sangat berkepentingan saja
terhadap proses atau hasil rapat. Tidak baik pada suatu rapat ada orang yang
tidak berkepentingan dan berfungsi hanya sekedar tahu dan mendengar saja.
Selain hasil rapat bisa bocor kepada orang yang tidak berkepentingan juga
pembicaraan bisa melantur tidak focus.
5. Tetap
Berpegang pada “Two Pizza Rule”
Kaidah
mengungkapkan terlalu banyak koki bisa merusak kaldu? Itu benar. Penelitian
telah menunjukkan penambahan 1 orang dari 7 orang yang rapat akan mengurangi
efektivitas pengambilan keputusan yaitu sekitar 10 persen. Semakin besar
peserta rapat, semakin banyak perilaku kontraproduktif dan agresi antarpribadi.
Alasannya cukup jelas, seperti disampaikan oleh Jeff Bezos CEO Amazon
yaitu: semakin banyak orang, semakin banyak diskusi diperlukan, semakin banyak
ketidaksepakatan terjadi, dan semakin meningkat.ketegangan.
6. Perencanaan
Teknis Rapat
Sebuah
rapat akan memiliki persepsi yang bagus manakala segala sesuatu terencana
sampai pada support system nya. Ruangan yang digunakan rapat
harus nyaman seperti jauh dari kebisingan, hilir mudik orang lewat, pencahayaan
yang baik, terdapat pengharum ruangan. Jika pada siang hari dipastikan ada
makan siang dan jika pada pagi hari selayaknya ada minuman, the atau kopi dan
camilan. Situasi nyaman pada waktu rapat akan berdampak pada partisipasi
peserta rapat.
7. Persiapkan
Presentasi
Presentasi
rapat baiknya seba ringkas, power point yang digunakan dalam
presentasi hanya berisi point-point yang bernas bukan power sentence apalagi
presentasi menggunakan tulisan di word. Bagus jika presentasi menggunakan Mind
Manager atau Power point dari MS Office 365 sehingga orang
bisa langsung menggunakan hp nya untuk menanggapi, bertanya atau menjawab
melalui link yang diberikan oleh presenter. Jika ingin presentasi yang lebih
bagus, boleh menggunakan canva atau prezi selain lebih atraktif juga
interaktif.
B. SELAMA RAPAT
1. Mendorong semua
orang untuk berkontribusi
Sebuah
meta-analisis dari 200 studi tentang psikologi pertemuan menunjukkan bahwa
pemain tingkat tinggi menggunakan pertemuan sebagai cara untuk menetapkan
tujuan, mendapatkan umpan balik dari tim, dan membantu individu memahami
masalah di tempat kerja. Sangat penting bagi semua peserta rapat untuk
berkontribusi dalam diskusi dan perencanaan.
Peserta mungkin
kehilangan informasi penting tentang situasi yang sedang berkembang, atau
kehilangan wawasan berharga yang mengemukan Ketika rapat, jika peserta hanya duduk
diam-diam di bagian belakang alih alih menyuarakan pendapat, gagasan atau
idenya. Pemangku rapat wajib mengkodisikan sampai setiap peserta memberikan
suaranya.
2. Perlu
membangun Sense of humor dengan 1 atau 2 joke
Sama
seperti berbagai acara lain baik yang sangat serius sekalipun ketika dibumbui
oleh humor yang elegan, hadirin atau peserta rapat akan lebih melebur dan
nyaman lebih jauh peserta menjadi tidak segan untuk berpartisipasi secara
aktif. Seorang presenter konon jika mampu membuat peserta tertawa beberapa kali
terkesan lebih cool dan Smart dibandingkan
dengan presenter yang monoton tentu akan menjemukan sehebat apapun
presentasinya. Humor memiliki efek positif untuk menikmati rapat atau pertemuan
dan tentu saja team work secara umum. Jika merasa kesulitan
tentang bagaimana melucu artikel selanjutnya akan berbicara tentang strategi
melucu.
3. Memperhatikan
Bahasa tubuh
Sangat
penting memperhatikan bahasa tubuh Ketika rapat, baik peserta apatah lagi
presenter. Bisa kita bayangkan jika seorang presenter matanya selalu melirik
kepada peserta yang cantik, presenter terlalu banyak mengulang ulang kata
yang sama, arah pembicaraan berubah ubah di tengah kalimat atau gestur tubuh
dan roman muka yang datar tentu akan sangat membosankan dan kurang menarik.
Begitu juga hal nya peserta jika diberi kesempatan kemudian berbicara dengan
tangan bersedekap, atau berbicara dengan pandangan menunduk membaca catatan,
suara terlalu keras sehingga terkesan sombong, atau terlalu tenang
sehingga terkesan kurang percaya diri dan seterusnya tentu akan mengganggu
peserta yang lain.
4. Jaga
Keringkasan Rapat
Waktu
rapat yang dapat membuat peserta nyaman adalah antara 30 menit sampai 1
jam. Waktu ini cukup untuk orang menyerap berbagai informasi dan
menyenangkan, lebih lama dari waktu itu peserta lebih banyak melamun atau
parahnye mengerjakan tugas lain selama rapat berlangsung. Sangat penting
untuk mengingatkan dan meningkatkan kompetensi berbicara setiap peserta rapat.
Pembicaraan yang paling bagus adalah pengungkapan masalah (kesenjangan antara
idealita dan realita) dilanjutkan dengan alternatif solusi dan
rekomendasi. Maka ketua rapat tinggal menentukan bagaimana mengeksekusi dari
beberapa rekomendasi yang ada.
5. Bijaksana dan
Bijaksini
Pada
waktu rapat berbagai kemungkinan konflik dan terjadinya deadlock bisa terjadi,
untungnya di Indonesia ini Pancasila memberikan falsafah kehidupan sebagaimana
pada sila keempat hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan.
Kebijaksanaan merupakan kepandaian menggunakan budi akal (pengalaman dan pengetahuannya) dalam musyawarah atau rapat yang baik adalah kemufakatan tidak selalu harus menang dan kalah seperti pertandingan. Dunia Pendidikan abad 21 apalagi sangat mengedepankan kolaborasi alih alih dari kompetisi. Pada waktu rapat dibutuhkan itikad baik, keluhuran budi dan semangat mencari solusi untuk kebaikan dan pencapaian tujuan organisasi atau institusi daripada mengedepankan ego pribadi. Ketika ego pribadi mengemuka dengan dengan terbuka atau melalui alibi tersembunyi dalih apapun sulit untuk memperoleh kebersamaan hakiki. Alibi pribadi akan menghilangkan kebijaksanaan yang muncul dari nurani sejati, menuntuk bijak ke sebelah sana namun sering lupa bijak ke sebelah sini.
Kebijaksanaan merupakan kepandaian menggunakan budi akal (pengalaman dan pengetahuannya) dalam musyawarah atau rapat yang baik adalah kemufakatan tidak selalu harus menang dan kalah seperti pertandingan. Dunia Pendidikan abad 21 apalagi sangat mengedepankan kolaborasi alih alih dari kompetisi. Pada waktu rapat dibutuhkan itikad baik, keluhuran budi dan semangat mencari solusi untuk kebaikan dan pencapaian tujuan organisasi atau institusi daripada mengedepankan ego pribadi. Ketika ego pribadi mengemuka dengan dengan terbuka atau melalui alibi tersembunyi dalih apapun sulit untuk memperoleh kebersamaan hakiki. Alibi pribadi akan menghilangkan kebijaksanaan yang muncul dari nurani sejati, menuntuk bijak ke sebelah sana namun sering lupa bijak ke sebelah sini.
6. Menghindari
Keluhan dan Curhatan
Rapat
sebaiknya terhindar dari nuansa keluhan, namun lebih kepada pembahasan
efektifitas dan efisiensi, meskipun Ini tidak hanya berarti tidak boleh
mengeluh, namun pimpinan rapat segera mengarahkan anggota tim yang
mengeluh. Begitu ada peserta mulai mengeluh, sebenarnya sedang
menciptakan suasana keputusasaan. Jadi, pimpinan rapat harus cepat menjauhkan
pembicaraan dari hal demikian. Mendengarkan keluhan terlalu sering bisa
mengakibatkan depresi dan kecemasan, khususnya di tempat kerja di mana setiap
tim diharapkan dapat menahan emosi dan apalagi sampai meledak. Pimpinan rapat
sebaiknya mendorong peserta untuk menyuarakan keprihatinan mereka dengan
cara yang lebih produktif, seperti mengirimkanya melalui email setelah rapat
sebagai bagian dari proses umpan balik dan menindaklanjuti setiap keluhan yang
berdampak strategis.
7. Tetap Fokus dan
Partisipasi Penuh
Rapat
yang fokus pada tujuan akan hemat waktu, ada baiknya dalam jadwal sudah
diagendakan tiap pembahasan memerlukan waktu berapa lama serta tujuan dari
pembahasan tertera dan diketahui seluruh peserta rapat. Partisipasi penuh
sangat memungkinkan untuk hasil pembahasan lebih mendalam, berbagai kemungkinan
resiko menjadi terpetakan. Keterampilan pimpinan rapat untuk terus mengarahkan
pada tujuan dari spektrum pembicaraan yang kadang terlalu melebar sangat
diperlukan. Pada waktu orang berbicara sering peserta lain terbuai oleh gaya
bicara dan charisma atau ketokohan seseorang meskipun inti dari pembicaraan
menyimpang dari tujuan rapat, hal demikian memerlukan keterampilan
pengendaliian dari pimpinan rapat.
C. SETELAH RAPAT
1. Pembagian
Risalah rapat
Rapat
usai jarang ada notulist yang menyebarkan hasil tulisan rapat kepada peserta
rapat, apalah gunanya rapat efektif dan efisien jika hasil rapat tidak tercatat
dan risalahnya tidak diketahui oleh para peserta rapat. Sangat baik jika
selesai rapat dihasilkan catatan lengkap rapat untuk kemudian dibagikan yang
berisi:
a. Nama-nama
semua peserta yang hadir
b. Ringkasan
singkat agenda
c. Setiap
tindakan / tugas
d. Semua
tenggat waktu / tanggal jatuh tempo di atas
e. Poin-poin
utama dibahas
f. Setiap
keputusan dibuat
g. Dokumen
yang digunakan, termasuk gambar, file terlampir
Jika tidak
memungkinkan seperti diatas dapat juga notulist menuliskan siapa dan berbicara
apa serta tanggapan dari peserta lain bagaimana kemudian seperti apa kesimpulan
yang diputuskan oleh pimpinan rapat.
2. Meminta Umpan
Balik
Selesai
rapat dilaksanakan sangat baik dengan menggunakan kuesioner bisa melalui
aplikasi google form, survey monkey dll meminta pendapat peserta rapat
mengenai:
a. Relevansi
hasil rapat dengan tujuan
b. Penilaian
Hasil Rapat
c. Penilaian
Bahan Rapat
d. Penilaian
Presentasi
e. Kejelasan
tujuan Rapat
f. Kejelasan
agenda rapat
g. Prefesionalisme
kerja panitia
h. Fasilitas
rapat
i. Ketepatan
waktu dan lain lain sesuai dengan besar kecilnya rapat
Umpan balik ini
dibahas ketika akan melaksanakan rapat selanjutnya baik berupa rapat lanjutan
dengan tema yang sesuai atau rapat lain. Perbaikan yang berkelanjutan dapat
membentuk kultur yang baik dalam menyelenggarakan rapat.
3. Rencana Tindak
Lanjut
Setelah
selesai rapat adalah waktu terbaik untuk merencanakan tindak lanjut hasil
rapat, Rencana tindak lanjut bisa mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tentukan
tugasnya.
b. Beri
nama orang yang ditunjuk untuk menyelesaikan tugas.
c. Tentukan
batas waktu penyelesaian.
d. Tentukan input,
output, outcome untuk penyelesaian tugas.
e. Setelah
selesai merencanakanya dan meletakkannya di dokumen, penting untuk diingat
untuk sosialisasi rencana tersebut kepada semua orang yang terlibat dalam tugas
itu dan mereka yang bertanggung jawab dalam pelaksanaannya.
Mudah mudahan
tulisan tentang rapat ini bisa memberikan pencerahan sehingga setiap rapat yang
telah dilakukan lebih bermakna untuk terus meningkatkan mutu setiap kegiatan.
No comments :
Post a Comment